Rabu, 19 Agustus 2009

"Waspada operasi intelijen di lingkungan pendidikan"

Jika kita meninjau kembali, hampir 75% para pelaku bom bunuh diri adalah pemuda-pemuda belia yang memiliki emosi yang masih stabil dan mereka akan menjadi target operasi intelijen untuk melakukan aktivitas teroris di NKRI. Para intelijen menyusup ke instansi pendidikan mulai dari pesantren, sekolah, dan kampus untuk mencari target dan dijadikan kambing hitam sebagai TERORIS. Para intelijen terkadang menyamar sebagai da'i yang nantinya mengajak ke jalan yang benar menurut mereka(para da'i palsu alias intelijen BEJAT). Mereka mengajarkan tentang pemahaman jihad yang salah, mereka mengajarkan da'wah yang salah yang dimana para intelijen mempelajari ideologi kelompok-kelompok sesat dalam islam seperti jama'ah islamiyah, syi'ah, dan lain sebagainya yang menyimpang dari AL-qur'an dan Assunnah dengan pemahaman Salafussholeh. Oleh sebab itu TIM-ISIA.INDONESIA menghimbau kepada masyarakat muslim pada umumnya, dan para pemuda-pemudi muslim khususnya untuk bersungguh-sungguh mempelajari Aqidah(keyakinan) dan Manhaj(metode pemahaman) islam dari Al-Qur'an dan Assunnah dengan manhaj salafussholeh(para sahabat Rasululloh SAW, para tabi'in dan tabi'ut-tabi'in) sehingga kita semua terselamatkan dari berbagai macam fitnah dunia yang fana ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar